Kapan Harus ke Dokter atau Terapis Jika Anak Speech Delay?
Banyak orang tua merasa cemas ketika anak terlambat bicara. Sebagian memilih menunggu dengan harapan anak akan mengejar perkembangan sendiri, sementara sebagian lainnya langsung mencari bantuan profesional.
TERAPI WICARA
8/20/20252 min read


Kapan Harus ke Dokter atau Terapis Jika Anak Speech Delay?
kapan sebenarnya anak speech delay perlu dibawa ke dokter atau terapis?
Artikel ini akan membahas milestone bicara normal, tanda bahaya speech delay, peran dokter dan terapis, serta panduan bagi orang tua dalam mengambil keputusan.
Milestone Bicara Normal pada Anak
Agar bisa mengenali speech delay, orang tua perlu memahami tahap perkembangan bicara sesuai usia:
12 bulan
Mengucapkan 1–2 kata bermakna (“mama”, “papa”).
Merespons instruksi sederhana.
18 bulan
Menguasai ±10–20 kata.
Menunjuk benda saat disebutkan.
24 bulan (2 tahun)
Bisa menyusun 2 kata (“mau susu”).
Kosakata ±50 kata.
36 bulan (3 tahun)
Bisa membuat kalimat 3–4 kata.
Bicara bisa dimengerti oleh orang tua.
48–60 bulan (4–5 tahun)
Bicara lebih lancar, mampu menceritakan pengalaman sederhana.
100% dapat dipahami orang lain.
👉 Jika anak jauh tertinggal dari tahapan ini, orang tua perlu waspada.
Tanda Bahaya Speech Delay
Anak sebaiknya segera dibawa ke dokter atau terapis jika menunjukkan tanda-tanda berikut:
Usia 12 bulan
Tidak mengucapkan kata bermakna.
Tidak merespons ketika dipanggil namanya.
Usia 18 bulan
Kosakata sangat sedikit (<5 kata).
Lebih sering menunjuk atau menarik tangan orang tua tanpa bicara.
Usia 24 bulan
Belum bisa menyusun kalimat 2 kata.
Tidak bisa mengikuti instruksi sederhana.
Usia 36 bulan
Tidak bisa membuat kalimat sederhana.
Bicara tidak bisa dimengerti bahkan oleh orang tua.
Tanda tambahan kapan pun usianya
Kehilangan kemampuan bicara yang sebelumnya sudah dikuasai.
Tidak ada kontak mata.
Lebih memilih gadget daripada interaksi.
Perilaku berulang (flapping, rocking).
Peran Dokter Anak dalam Evaluasi Speech Delay
Dokter anak biasanya akan melakukan:
Anamnesis → menanyakan riwayat kehamilan, persalinan, tumbuh kembang, pola pengasuhan.
Pemeriksaan fisik → memastikan tidak ada gangguan medis (pendengaran, struktur mulut, lidah).
Deteksi dini autisme atau keterlambatan perkembangan lain.
Rujukan → jika diperlukan, dokter akan merujuk ke spesialis THT, neurologi, atau terapis wicara.
Peran Terapis Wicara
Jika anak didiagnosis speech delay, terapis wicara akan membantu dengan:
Stimulasi fonetik → melatih anak mengucapkan bunyi tertentu.
Latihan kosa kata → menggunakan gambar, kartu, atau permainan.
Terapi interaktif → mendorong komunikasi dua arah.
Latihan oromotorik → memperkuat otot mulut, lidah, dan rahang.
Edukasi orang tua → memberi panduan latihan di rumah.
Pentingnya Deteksi dan Intervensi Dini
Banyak penelitian membuktikan, anak yang mendapat terapi wicara sebelum usia 3 tahun punya peluang lebih besar mengejar ketertinggalan bicara.
Jika terlambat ditangani:
Anak bisa kesulitan di sekolah karena masalah bahasa.
Risiko masalah sosial-emosional meningkat.
Bisa berpengaruh pada rasa percaya diri anak.
👉 Jangan menunggu sampai anak “nanti juga bisa bicara sendiri”. Lebih cepat konsultasi = lebih baik.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua Sambil Menunggu Terapi?
Membatasi gadget → hindari anak belajar bahasa dari layar pasif.
Membacakan buku setiap hari → pilih buku sederhana dengan banyak gambar.
Mengajak bicara rutin → meskipun anak belum menjawab, terus ajak berdialog.
Menggunakan gesture & visual → tunjuk benda sambil menyebut namanya.
Memberi respon positif → hargai setiap usaha anak mengucapkan kata, meski belum jelas.
Studi Kasus
Kasus 1: Anak 2 tahun belum bisa menyusun 2 kata, tapi responsif saat dipanggil, suka bermain dengan teman. 👉 Konsultasi ke dokter → hasil: speech delay ringan, terapi wicara + stimulasi rumah.
Kasus 2: Anak 3 tahun hanya bisa mengulang kata dari gadget, jarang kontak mata, tidak mau bermain bersama. 👉 Konsultasi → diagnosa autisme, segera dirujuk ke program intervensi dini.
Tidak semua keterlambatan bicara berbahaya, tapi orang tua perlu tahu batas usia perkembangan bahasa normal. Jika anak tidak memenuhi milestone, kehilangan kemampuan bicara, atau menunjukkan tanda bahaya, segera bawa ke dokter atau terapis.
Intervensi dini terbukti meningkatkan keberhasilan terapi. Peran orang tua bukan hanya mengamati, tapi juga aktif menstimulasi, mendampingi, dan mendukung anak agar berkembang optimal.