Speech Delay vs Autisme: Perbedaan Tanda, Gejala, dan Cara Mengenalinya

Sebagai orang tua, mendengar anak mengalami keterlambatan bicara (speech delay) sering kali menimbulkan kekhawatiran. Banyak yang langsung mengaitkannya dengan autisme. Padahal, tidak semua anak dengan speech delay berarti autis.

TERAPI WICARA

8/20/20252 min read

boy near white wooden shelf
boy near white wooden shelf

Memahami perbedaan antara speech delay dan autisme sangat penting agar orang tua bisa mengambil langkah tepat. Artikel ini akan membahas secara lengkap:

  • Apa itu speech delay dan autisme.

  • Tanda-tanda khas masing-masing kondisi.

  • Perbedaan mendasar antara keduanya.

  • Kapan anak perlu dibawa ke profesional.

  • Peran orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak.

Apa Itu Speech Delay?

Speech delay adalah kondisi ketika perkembangan bicara anak lebih lambat dibandingkan usia normalnya.

Contoh milestone bicara normal:

  • Usia 12 bulan: sudah bisa mengucapkan kata sederhana (“mama”, “papa”).

  • Usia 2 tahun: bisa menyusun 2 kata (“mau susu”).

  • Usia 3 tahun: mampu mengucapkan kalimat sederhana 3–4 kata.

Jika anak tidak mencapai tahap-tahap ini sesuai usianya, maka ia bisa dikategorikan mengalami speech delay.

Penyebab speech delay:

  • Kurangnya stimulasi verbal.

  • Penggunaan gadget berlebihan.

  • Gangguan pendengaran.

  • Keterlambatan perkembangan umum.

  • Faktor medis tertentu (misalnya masalah otot mulut).

👉 Intinya, speech delay adalah keterlambatan spesifik pada kemampuan berbicara, bukan selalu masalah sosial atau perilaku.

Apa Itu Autisme?

Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi cara anak berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan berperilaku.

Ciri utama autisme mencakup:

  • Kesulitan komunikasi (baik verbal maupun nonverbal).

  • Kesulitan berinteraksi sosial.

  • Perilaku berulang (misalnya melambaikan tangan terus-menerus).

  • Minat terbatas pada hal tertentu.

Autisme adalah kondisi spektrum, artinya gejala dan tingkat keparahan berbeda pada setiap anak.

Persamaan antara Speech Delay dan Autisme

Kadang orang tua bingung karena beberapa tanda terlihat mirip, misalnya:

  • Anak terlambat bicara.

  • Anak sulit mengekspresikan keinginannya dengan kata.

  • Anak sering menggunakan gesture atau menunjuk daripada bicara.

Namun, meskipun ada kesamaan di aspek bicara, akar masalahnya berbeda.

Perbedaan Speech Delay dan Autisme

speech delay murni biasanya tetap aktif secara sosial, sementara anak autis punya kesulitan dalam aspek sosial dan perilaku.

Tanda Speech Delay Murni (Bukan Autisme)

  • Mau bermain dengan teman atau orang tua.

  • Menunjukkan ekspresi wajah saat senang atau sedih.

  • Mengerti instruksi sederhana meskipun belum bisa menjawab dengan kata.

  • Sering mencoba menirukan suara atau kata.

Tanda Speech Delay yang Berhubungan dengan Autisme

  • Tidak merespons saat dipanggil namanya.

  • Tidak tertarik bermain dengan orang lain.

  • Jarang melakukan kontak mata.

  • Tidak menunjuk benda untuk menunjukkan minat.

  • Mengulang kata atau kalimat tanpa konteks (echolalia).

  • Terobsesi pada satu benda atau aktivitas tertentu.

Studi Kasus Singkat

  • Anak A (2,5 tahun): belum bisa menyusun 2 kata, tapi suka bermain mobil dengan kakaknya, tertawa saat digelitik, dan paham instruksi “ambil bola”. 👉 Cenderung speech delay murni.

  • Anak B (3 tahun): jarang bicara, tidak menoleh saat namanya dipanggil, lebih suka memutar roda mobil berulang-ulang, jarang kontak mata. 👉 Kemungkinan autisme, perlu evaluasi lebih lanjut.

Kapan Harus Membawa Anak ke Profesional?

Segera konsultasi ke dokter anak atau terapis jika:

  • Usia 18 bulan belum mengucapkan kata bermakna.

  • Usia 2 tahun belum bisa menyusun 2 kata.

  • Anak tidak merespons saat dipanggil.

  • Tidak ada perkembangan bicara dari bulan ke bulan.

  • Ada perilaku khas autisme (menghindari kontak mata, repetitif).

Peran Orang Tua dalam Membedakan dan Mendampingi Anak

  1. Observasi harian
    Catat milestone anak setiap bulan.

  2. Konsultasi dini
    Jangan menunggu, lebih baik periksa lebih cepat.

  3. Berikan stimulasi konsisten
    Anak dengan speech delay butuh latihan intensif.

  4. Buka komunikasi dengan lingkungan
    Libatkan guru atau pengasuh untuk ikut mengamati perkembangan anak.

  5. Dukung emosi anak
    Anak, baik speech delay maupun autis, butuh rasa aman dan dicintai.

Speech delay dan autisme memang bisa terlihat mirip, tetapi keduanya adalah kondisi yang berbeda. Speech delay hanya berkaitan dengan keterlambatan bicara, sedangkan autisme mencakup aspek komunikasi, sosial, dan perilaku.

Membedakan keduanya membutuhkan pengamatan teliti dan, bila perlu, evaluasi profesional. Peran orang tua sangat besar dalam memberikan stimulasi, dukungan emosional, serta mencari bantuan tepat waktu.

Ingat, semakin cepat intervensi dilakukan, semakin besar peluang anak untuk berkembang optimal.